MAU DAPAT UANG SECARA ONLINE? AYO BURUAN SIGN UP DI KLIKOT (mirip Facebook).

Senin, 30 Mei 2011

Sehat hati dan raga ala Rasulullah

Ini adalah cara-cara Rasul untuk menjaga kesehatan baik untuk badan maupun hati. Seperti yang kita ketahui, Rasul sakit hanya pada saat menjelang ajalnya. Sebaiknya kita menjalankan sunahnya untuk dapat hidup sehat seperti beliau.

1. BANGUN PAGI

*** Rasulullah SAW selalu mengajak umatnya untuk bangun sebelum Subuh. Melaksanakan Sholat Sunnah dan Sholat Fardlu...Sholat Subuh Berjama'ah. Ini sungguh bermanfaat bagi kita, yaitu: # memperoleh pahala berlimpah dari Allah SWT, # memperkuat pikiran dan menyehatkan perasaan, # Segarnya udara Subuh sangat bagus untuk kesehatan.


2. AKTIF MENJAGA KEBERSIHAN

*** Rasulullah SAW senantiasa selalu rapi & bersih. Tiap hari Kamis atau Jum'at, Beliau mencuci rambut-rambut halus di pipi, selalu memotong kuku, bersisir dan berminyak wangi. "Mandi pada hari Jum'at adalah wajib bagi setiap orang dewasa. Demikian pula menggosok gigi dan memakai harum-haruman". (H.R. Muslim)


3. TIDAK BANYAK MAKAN

*** Rasulullah SAW bersabda: "Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelum lapar, dan bila kami makan, tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan)". (Muttafaq Alaih).

*** Di dalam tubuh manusia ada 3 ruang untuk 3 benda, yaitu: sepertiga untuk udara, sepertiga untuk air, dan sepertiga lainnya untuk makanan. Bahkan ada satu tarbiyah khusus bagi umat Islam dengan adanya Puasa Ramadhan untuk menyeimbangkan kesehatan.


4. JALAN KAKI

*** Rasulullah SAW selalu berjalan kaki ke Masjid, ke Pasar, Medan Jihad, mengunjungi Rumah Sahabat, dsb. Dengan berjalan kaki, keringat akan mengalir, pori-pori terbuka, dan peredaran darah semakin bertambah lancar. Ini penting untuk mencegah penyakit jantung.


5. TIDAK PEMARAH

*** Nasihat Rasulullah SAW: "Jangan Marah...Jangan Marah...Jangan Marah", diulang sampai 3 kali. Ini menunjukkan hakikat kesehatan dan kekuatan Muslim, bukanlah terletak pada fisik belaka. Tetapi lebih jauh lagi, yaitu: dilandasi oleh kebersihan dan kesehatan jiwa.

*** Ada terapi yang tepat untuk menahan dan mencegah amarah:

>>>>Mengubah posisi ketika marah. Jika berdiri, maka duduklah. Jika Duduk maka berbaringlah.

>>>>Membaca Ta'awwudz, karena marah itu dari setan.

>>>>Segeralah berwudhu, lalu Sholat 2 raka'at untuk meraih ketenangan dan menghilangkan kegundahan hati.


6. OPTIMIS & TIDAK MUDAH PUTUS ASA

*** Sikap optimis akan memberikan dampak psikologis yang mendalam bagi kelapangan jiwa, sehingga tetap sabar, istiqomah, dan bekerja keras, serta tawakal kepada Allah SWT.


7. TIDAK IRI HATI

*** Untuk menjaga stabilitas hati dan kesehatan jiwa juga mentalitas; maka menjauhi iri hati merupakan tindakan preventif yang sangat tepat.

*** "Yaa Allah, bersihkanlah hatiku dari sifat-sifat mazmumah, dan hiasilah diriku dengan sifat-sifat mahmudah"...Amiin.
 
Selain itu, ada kiat-kiat Rasul dalam menjaga pola makan yang sehat yaitu:
1. Tidak makan SUSU bersama DAGING
2. Tidak makan DAGING bersama IKAN
3. Tidak makan IKAN bersama SUSU
4. Tidak makan AYAM bersama SUSU
5. Tidak makan IKAN bersama TELUR
6. Tidak makan IKAN bersama DAUN SALAD
7. Tidak makan SUSU bersama CUKA
8. Tidak makan BUAH bersama SUSU
9. Jangan Makan buah-buahan setelah makan Nasi, SEBALIKNYA Makanlah buah-buahan terlebih dahulu, kemudian makan Nasi.
10. Tidak Tidur setelah Makan, Lakukan aktifitas terlebih dahulu agar makanan bisa dicerna sebelum tidur.
11. Tidak makan malam setelah shalat Isya, karena akan mengakibatkan kolesterol bertambah, Pada saat malam Rasul terkadang makan Sayuran.
12. Tidak makan makanan darat bercampur dengan makanan laut.
 
Di dalam daging ayam mengandung ion+ sedangkan dalam ikan mengandung ion-, jika dalam makanan kita ayam bercampur dengan ikan maka akan terjadi reaksi biokimia yang akan dapat merusak usus kita.
Bagi anda yang bermasalah dengan badan gemuk, Lakukan MANDI PAGI SEBELUM SUBUH atau sekurang kurangnya sejam sebelum matahari terbit. Air sejuk yang meresap kedalam badan dapat mengurangi penimbunan lemak. Kita bisa lihat orang yang mandi pagi kebanyakan badannya tidak gemuk.

Semoga kita bisa mengikuti tips sehat ala Rasul ini. Amiin..
Sumber : klik disini dan disini

Senin, 23 Mei 2011

Bercanda Ala Rasulullah

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sering mengajak istri dan para sahabatnya bercanda dan bersenda gurau untuk mengambil hati serta membuat mereka gembira. Namun canda beliau tidak berlebihan, tetap ada batasnya. Bila tertawa, beliau tidak melampaui batas tetapi hanya tersenyum. Begitu pula dalam bercanda, beliau tidak berkata kecuali yang benar. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam beberapa hadits yang menceritakan seputar bercandanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seperti hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, “Aku belum pernah melihat Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan amandelnya, namun beliau hanya tersenyum.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu pun menceritakan, para sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai, Rasullullah! Apakah engkau juga bersendau gurau bersama kami?” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab dengan sabdanya, “Betul, hanya saja aku selalu berkata benar.” (HR. Imam Ahmad. Sanadnya Shahih)

Adapun contoh bercandanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah ketika beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bercanda dengan salah satu dari kedua cucunya yaitu Al-Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhu. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menceritakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjulurkan lidahnya bercanda dengan Al-Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhu. Ia pun melihat merah lidah beliau, lalu ia segera menghambur menuju beliau dengan riang gembira.” (Lihat Silsilah Ahadits Shahihah, no hadits 70)


Dalam beberapa riwayat menyebutkan bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah bercanda ketika memanggil shahabatnya :
يَا ذَا اْلأُذُنَيْن
“Hai yang mempunyai dua telinga “ [1]
Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam juga pernah berkata kepada seorang perempuan tua : “Tidak ada perempuan tua yang masuk surga”. Kemudian beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam membaca ayat :
إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً * فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا
“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari itu) dengan langsung. Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan “ [QS. Al-Waaqi’ah : 35-36] [2]
Dari Anas radliyallaahu ‘anhu diriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki menemui Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam dan berkata: “Wahai Rasulullah, bawalah aku jalan-jalan”. Beliau berkata : “Kami akan membawamu berjalan-jalan menaiki anak unta”. Laki-laki itu pun menukas : “Apa yang bisa kuperbuat dengan anak unta?”. Beliau berkata :
وَهَلْ تَلِدُ الإِبِلَ إِلّا النُّوقُ

“Bukankah setiap unta adalah anak ibunya?” [3]
Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu diriwayatkan bahwa ia berkata : “Orang-orang bertanya : ‘Wahai Rasulullah, apakah engkau juga mengajak kami bercanda?’. Beliau menjawab :
إِنِّي لا أَقُولُ إِلّا حَقّاً

”(Ya, tapi) tidaklah aku hanya mengatakan sesuatu kecuali kebenaran (tanpa berdusta)

Sumber : klik disini

Jumat, 20 Mei 2011

Amalan-Amalan Pada Hari Jumat

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik hari adalah hari Jum’at, karena pada hari itulah Adam ‘alaihissalam diciptakan, pada hari itu pula dia dimasukkan ke dalam Surga, dan pada hari itu pula dia dikeluarkan darinya.” (HR. Muslim no. 854)
1. Memperbanyak shalawat kepada beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.” (HR. Baihaqi dalam Sunan Al-Kubro)

2. Membaca surat al-Kahfi.
“Barangsiapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka ia akan disinari oleh cahaya di antara dua jum’at.” (HR. Hakim)

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa, “Barangsiapa yang membaca surat Al-Kahfi pada malam Jum’at, maka ia akan mendapat cahaya.” (HR. Ad-Darimi no. 3407)

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa, “Membaca 10 ayat terakhir dapat membebaskan dari fitnah Dajjal.” (HR. Hakim I/564)

3. Memperbanyak do’a pada hari Jum’at.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dalam 12 jam hari Jum’at ada satu waktu, jika seorang muslim meminta sesuatu kepada Allah Azza wa jalla pasti akan dikabulkan. Carilah waktu itu di waktu setelah ‘Ashar.” (HR. Abu Dawud no. 1048)

4. Mandi pada hari Jum’at.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mandi pada hari Jumat adalah wajib bagi setiap orang yang baligh.” (HR. Bukhari Muslim)

5. Menggunakan Minyak Wangi.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mandi pada hari Jum’at dan bersuci semampunya, lalu memakai minyak rambut atau minyak wangi kemudian berangkat ke masjid dan tidak memisahkan antara dua orang, lalu sholat sesuai yang ditentukan baginya dan ketika imam memulai khutbah, ia diam dan mendengarkannya maka akan diampuni dosanya mulai Jum’at ini sampai Jum’at berikutnya.” (HR. Bukhari Muslim)

6. Tidak Duduk dengan Memeluk Lutut Ketika Khatib Berkhutbah.
“Dari Sahl bin Mu’adz bin Anas mengatakan bahwa Rasulullah melarang Al Habwah (duduk sambil memegang lutut) pada saat sholat Jumat ketika imam sedang berkhotbah.” (HR. Abu Dawud)

7. Shalat Sunnah Setelah Shalat Jum’at.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila kalian telah selesai mengerjakan shalat Jum’at, maka shalatlah empat rakaat.” Amr menambahkan dalam riwayatnya dari jalan Ibnu Idris, bahwa …Suhail berkata, “Apabila engkau tergesa-gesa karena sesuatu, maka shalatlah dua raka’at di masjid dan dua rakaat apabila engkau pulang.” (HR. Muslim)


Sumber : klik disini

Kamis, 19 Mei 2011

Bukti Cinta Rasul Kepada Umatnya

Inilah bukti cinta yang sebenar-benarnya tentang cinta, yang telah dicontohkan Allah SWT melalui kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, meski langit mulai menguning di ufuk timur, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayapnya.

Rasulullah dengan suara lemah memberikan kutbah terakhirnya, “Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, al-Qur’an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku.”

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasul yang tenang menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya.Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. “Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” keluh hati semua sahabat kala itu.

Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Di saat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu. Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.

“Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk.

“Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah.

“Siapakah itu wahai anakku?”
“Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

“Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut,” kata Rasulullah.

Fatimah menahan ledakkan tangisnya.

Malaikat maut telah datang menghampiri. Rasulullah pun menanyakan kenapa Jibril tidak menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.

“Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril.

Tapi, semua penjelasan Jibril itu tidak membuat Rasul lega, matanya masih penuh kecemasan dan tanda tanya.

“Engkau tidak senang mendengar kabar ini?” tanya Jibril lagi.

“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak, sepeninggalanku?”

“Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril meyakinkan.

Detik-detik kian dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan-lahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.

“Jibril, betapa sakitnya, sakaratul maut ini.” Perlahan terdengar desisan suara Rasulullah mengaduh.

Fatimah hanya mampu memejamkan matanya. Sementara Ali yang duduk di sampingnya hanya menundukan kepalanya semakin dalam. Jibril pun memalingkan muka.

“Jijikkah engkau melihatku, hingga engkau palingkan wajahmu Jibril?” tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

“Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril sambil terus berpaling.

Sedetik kemudian terdengar Rasulullah memekik kerana sakit yang tidak tertahankan lagi.

“Ya Allah, dahsyat sekali maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku,” pinta Rasul pada Allah.

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali pun segera mendekatkan telinganya.

“Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

“Ummatii, ummatii, ummatiii?” Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran kemuliaan itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa baarik wa salim ‘alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk mencintai Allah dan RasulNya. Seperti Allah dan Rasul mencintai kita semua.

Sumber : klik disini

Rabu, 18 Mei 2011

Satu Satunya Air yang Bisa Memadamkan Api Neraka

Dalam sebuah kitab (Bidayatul-Hidayah), diceritakan bahwa pada hari kiamat nanti, akan didatangkan Neraka Jahanam dengan mengeluarkan suaranya, suara nyala api yang sangat dahsyat gemuruhnya, hingga semua umat menjadi berlutut karena tak sanggup menahan ketakutannya.

Allah S.W.T berfirman, Kamu lihat (pada hari itu) setiap umat berlutut (yakni merangkak pada lututnya). Tiap-tiap umat diseru kepada buku amalannya. (Dikatakan kepadanya) Pada hari ini kamu dibalasi menurut apa-apa yang telah kau kerjakan.” (Surah al-Jatsiyah ayat 28)


Ketika mereka menghampiri neraka, mereka mendengar gemuruh api neraka yang suaranya sudah dapat mulai didengar sejarak 500 tahun perjalanan. Pada waktu itu, akan berkata setiap orang, bahkan para nabi sekalipun akan berucap“Diriku, diriku (selamatkanlah diriku Ya Allah), kecuali hanya seorang nabi saja yang akan berkata“Umatku, umatku.”

Beliau ialah junjungan besar kita Nabi Muhammad S.A.W. Pada masa itu akan keluarlah api neraka jahim seperti gunung-gunung, umat Nabi Muhammad berusaha menghalanginya dengan berkata, “Wahai api! Demi hak orang-orang yang solat, demi hak orang-orang yang ahli sedekah, demi hak orang-orang yang khusyuk, demi hak orang-orang yang berpuasa, supaya engkau kembali.”

Walaupun dikata demikian, api neraka itu tetap tidak segera kembali, lalu malaikat Jibril berkata, “Sesungguhnya api neraka itu menuju kepada umat Muhammad S.A.W”

Kemudian Jibril membawa semangkuk air dan Rasulullah meraihnya. Berkata Jibril A.S. “Wahai Rasulullah, ambillah air ini dan siramkanlah kepadanya.” Lalu Baginda mengambil dan menyiramkannya pada api itu, maka padamlah api itu. Setelah itu Rasulullah S.A.W pun bertanya kepada Jibril A.S. “Wahai Jibril, Apakah air itu?”

Maka Jibril berkata, “Itulah air mata orang durhaka di kalangan umatmu yang menangis karena takut kepada Allah S.W.T. Sekarang aku diperintahkan untuk memberikannya kepadamu agar engkau menyiramkan pada api itu.” Maka padamlah api itu dengan izin Allah S.W.T.

Rasulullah S.A.W pernah bersabda, “Bahwa tidak akan masuk neraka orang menangis karena takut kepada Allah sehingga ada air susu kembali ke tempat asalnya.”

Dalam sebuah kitab Daqa’iqul Akhbar menerangkan bahwa akan didatangkan seorang hamba pada hari kiamat nanti, dan sangat beratlah timbangan kejahatannya, dan telah diperintahkan untuk dimasukkan ke dalam neraka. Maka salah satu daripada rambut-rambut matanya berkata, “Wahai Tuhanku, Rasul Engkau Nabi Muhammad S.A.W telah bersabda, barang siapa yang menangis karena takut kepada Allah S.W.T, maka Allah mengharamkan matanya itu ke neraka dan sesungguhnya aku menangis karena amat takut
kepada-Mu.”

Akhirnya Allah S.W.T mengampuni hamba itu dan menyelamatkannya dari api neraka dengan berkat sehelai rambut yang pernah menangis karena takut kepada Allah S.W.T. Malaikat Jibril A.S mengumumkan, telah selamat Fulan bin Fulan sebab sehelai rambut.”

Sungguh telah bersabda Rasulullah S.A.W, ” Ya Allah anugerahilah kepada kami dua buah mata yang menangis karena takut kepada-Mu, sebelum tidak ada lagi air mata.


Sumber : klik disini

Senin, 16 Mei 2011

Salah Satu Pesan Rasul Kepada Putrinya, Fatimah ra


Suatu hari Rasulullah saw masuk ke rumah Sayyidah Fathimah as. Ketika itu, Fathimah sudah berbaring untuk tidur. Rasulullah saw lalu berkata, "Wahai Fathimah, lâ tanâmi. Janganlah engkau tidur sebelum engkau lakukan empat hal; mengkhatam Al-Quran, memperoleh syafaat
dari para nabi, membuat hati kaum mukminin dan mukminat senang dan rida kepadamu, serta melakukan haji dan umrah."

Fathimah bertanya, "Bagaimana mungkin aku melakukan itu semua sebelum tidur?"

Rasulullah saw menjawab, "Sebelum tidur, bacalah oleh kamu Qulhuwallâhu ahad tiga kali. Itu sama nilainya dengan mengkhatam Al-Quran." Yang dimaksud dengan Qul huwallâhu ahad adalah seluruh surat Al-Ikhlas, bukan ayat pertamanya saja. Dalam banyak hadis, sering
kali suatu surat disebut dengan ayat pertamanya. Misalnya surat Al-Insyirah yang sering disebut dengan surat Alam nasyrah.

Rasulullah saw melanjutkan ucapannya, "Kemudian supaya engkau mendapat syafaat dariku dan para nabi sebelumku, bacalah shalawat:
Allâhumma shalli `alâ Muhammad wa `alâ âli Muhammad, kamâ
shalayta `alâ Ibrâhim wa `alâ âli Ibrâhim. Allâhumma bârik `alâ
Muhammad wa `alâ âli Muhammad, kamâ bârakta `alâ Ibrâhim wa `alâ âli
Ibrâhim fil `âlamina innaka hamîdun majîd."

Kemudian supaya kamu memperoleh rasa rida dari kaum mukminin dan mukminat, supaya kamu disenangi oleh mereka, dan supaya kamu juga rida kepada mereka, bacalah istighfar bagi dirimu, orang tuamu, dan seluruh kaum mukminin dan mukminat."

Tidak disebutkan dalam hadis itu istighfar seperti apa yang harus dibaca. Yang jelas, dalam istighfar itu kita mohonkan ampunan bagi orang-orang lain selain diri kita sendiri. Untuk apa kita memohon ampunan bagi orang lain? Agar kita tidur dengan membawa hati yang
bersih, tidak membawa kebencian atau kejengkelan kepada sesama kaum muslimin. Kita mohonkan ampunan kepada Allah untuk semua orang yang pernah berbuat salah terhadap kita. Hal itu tentu saja tidak mudah.
Sulit bagi kita untuk memaafkan orang yang pernah menyakiti hati kita. Bila kita tidur dengan menyimpan dendam, tanpa memaafkan orang lain, kita akan tidur dengan membawa penyakit hati. Bahkan mungkin kita tak akan bisa tidur. Sekalipun kita tidur, tidur kita akan
memberikan mimpi buruk bagi kita. Penyakit hati itu akan tumbuh dan berkembang ketika kita tidur. Dari penyakit hati itulah lahir penyakit-penyakit jiwa dan penyakit-penyakit fisik. Orang yang stress harus membiasakan diri memohonkan ampunan kepada Allah untuk orang-orang yang membuatnya stress sebelum ia beranjak tidur.

Dalam hadis itu tidak dicontohkan istighfar macam apa yang harus kita baca. Tapi ada satu istighfar yang telah dicontohkan oleh orang tua-orang tua kita di kampung. Biasanya setelah salat maghrib, mereka membaca: "Astaghfirullâhal azhîm lî wa lî wâlidayya wa lî ashâbil
huqûqi wajibâti `alayya wal masyâikhina wal ikhwâninâ wa li jamî'il muslimîna wal muslimât wal mukminîna wal mukminât, al ahyâiminhum wal amwât.
Ya Allah, aku mohonkan ampunan pada-Mu bagi diriku dan kedua orang tuaku, bagi semua keluarga yang menjadi kewajiban bagiku untuk mengurus mereka. Ampuni juga guru-guru kami, saudara-saudara kami, muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat."
Bila kita amalkan istighfar itu sebelum tidur, paling tidak kita telah meminta ampun untuk orang tua kita. Istighfar kita, insya Allah, akan membuat orang tua kita di alam Barzah senang kepada kita.
Istighfar itu pun akan menghibur mereka dalam perjalanan mereka di alam Barzah. Manfaat paling besar dari membaca istighfar adalah menentramkan tidur kita.

Nasihat terakhir dari Rasulullah saw kepada Fathimah adalah, "Sebelum tidur, hendaknya kamu lakukan haji dan umrah." Bagaimana caranya? Rasulullah saw bersabda, "Siapa yang membaca subhânallâh wal hamdulillâh wa lâ ilâha ilallâh huwallâhu akbar, ia dinilai sama dengan orang yang melakukan haji dan umrah."

Menurut Rasulullah saw, barangsiapa yang membaca wirid itu lalu tertidur pulas, kemudian dia bangun kembali, Allah menghitung waktu tidurnya sebagai waktu berzikir sehingga orang itu dianggap sebagai orang yang berzikir terus menerus. Tidurnya bukanlah tidur ghaflah, tidur kelalaian, tapi tidur dalam keadaan berzikir. Sebetulnya, bila sebelum tidur kita membaca zikir, tubuh kita akan tertidur tapi ruh kita akan terus berzikir. Sekiranya orang itu terbangun di tengah tidurnya, niscaya dari mulut orang itu akan keluar zikir asma Allah.

Sumber : klik disini

Istri-Istri dan Anak-Anak Rasulullah

Berikut ini adalah daftar untuk Istri - Istri dan Anak - Anak / Keturunan Rasulullah SAW

Istri - Istri Rasulullah SAW
  1. Khadijah binti Khuwailid r.a.
  2. Saudah binti Zum’ah r.a.
  3. Aisyah binti Abu Bakar r.a.
  4. Hafsah binti Omar Al-Khattab r.a.
  5. Zainab bin Jahsyin r.a.
  6. Zainab binti Khuzaimah r.a.
  7. Ummu Salamah (Hindon binti Abi Umaiyah) r.a.
  8. Ummu Habibah (Ramlah binti Abi Sufian) r.a.
  9. Juwairiyah binti Al-Harith r.a.
  10. Maimunah binti Al-Harith
  11. Safiah binti Hoiyi bin Ahtab r.a.
  12. Mariyah Al-Qibtiyah


Hanya seorang sahaja isteri Rasulullah yang gadis
ketika berkahwin dengan baginda iaitu Aisyah binti Abu
Bakar Al-Siddiq. Manakala yang lainnya adalah janda
atau balu yang kematian suami.



Anak - Anak Rasulullah

  1. Al-Qasim
  2. Abdullah
  3. Ibrahim
  4. Zainab
  5. Ruqaiyah
  6. Ummu Kalthum
  7. Fatimah

Anak Rasulullah dengan Mariyah Al-Qibtiyah :
Ibrahim

Sumber : klik disini

Rabu, 11 Mei 2011

Hukum Bershalawat

Bismillahirrahmaanirrahiim..

Teman-temanku sekalian,, shalawat kepada Nabi Muhammad merupakan suatu ibadah yang sangat di anjurkan. Bahkan ada beberapa ulama yang mewajibkan kita untuk bershalawat.
Kewajiban kita untuk bershalawat ada di dalam hadist yang artinya seperti di bawah ini :
"Apakah tidak lebih baik saya kabarkan kepadamu tentang orang yang dipandang sebagai manusia yang sekikir-kikirnya?
Menjawab sahabat : ya Rasulullah. Maka Nabi pun bersabda : Orang yang disebut namaku dihadapannya, maka ia tidak
bershalawat ke-padaku, itulah manusia yang sekikir-kikirnya." (HR. Al-Turmudzi)

"Kaum mana saja yang duduk dalam suatu majelis dan melamakan duduknya dalam majelis itu, kemudian mereka bubar
dengan tidak menyebut nama Allah dan tidak bershalawat kepada Nabi, niscaya mereka menghadapi kekurangan dari Allah. Jika
Allah menghendaki, Allah akan mengadzab mereka dan jika Allah menghendaki, Allah akan memberi ampunan kepada mereka. "
(HR Al-Turmudzi).

Apakah kita masih ragu akan shalawat itu sendiri?? Tidak ada susahnya kita untuk bershalawat kepada Nabi kita Muhammad SAW,, bahkan Allah dan para Nabi pun bershalawat kepada Rasulullah SAW.
Semoga Allah mengampuni kita. Dan sesungguhnya Allah Maha Pengampun.

Sumber : klik disini

Shalawat

 Bismillahirrahmaanirrahiim..

SHALAWAT bentuk jamak dari kata salla atau salat yang berarti: doa, keberkahan, kemuliaan, kesejahteraan, dan ibadah.
Arti bershalawat dapat dilihat dari pelakunya. Jika shalawat itu datangnya dari Allah Swt. berarti memberi rahmat kepada makhluk.
Shalawat dari malaikat berarti memberikan ampunan. Sedangkan shalawat dari orang-orang mukmin berarti suatu doa agar Allah
Swt. memberi rahmat dan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad Saw. dan keluarganya.
Shalawat juga berarti doa, baik untuk diri sendiri, orang banyak atau kepentingan bersama. Sedangkan shalawat sebagai ibadah
ialah pernyataan hamba atas ketundukannya kepada Allah Swt., serta mengharapkan pahala dari-Nya, sebagaimana yang dijanjikan
Nabi Muhammad Saw., bahwa orang yang bershalawat kepadanya akan mendapat pahala yang besar, baik shalawat itu dalam
bentuk tulisan maupun lisan (ucapan).

Ibnul Qayyim menyebutkan manfaat shalawat kepada Nabi shallallahu’alaihi wasallam, diantaranya:

  • Menjalankan perintah Allah, artinya, “Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepada-nya.” (QS. Al-Ahzab[33]: 56)
  • Orang yang bershalawat pada beliau sekali, akan mendapatkan sepuluh kali shalawat dari Allah subhanahu wata’ala.
  • Diangkat derajatnya sepuluh tingkat, ditulis baginya sepuluh kebaikan dan dihapus darinya sepuluh kesalahan.
  • Merupakan sebab mendapatkan syafa’at dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam.
  • Jika ia mendahulukan shalawat dalam do’anya, besar harapan do’anya dikabulkan.
  • Merupakan sebab dihapusnya dosa.
  • Merupakan faktor yang dapat mendekatkan seseorang pada Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.
  • Merupakan sebab diperolehnya shalawat dari Allah dan para malaikat.
  • Merupakan sebab dijawabnya salam oleh Nabi shallallahu’alaihi wasallam untuk orang yang bershalawat kepadanya.
  • Merupakan zakat dan penyuci bagi orang yang bershalawat.
  • Merupakan sebab kokohnya kaki ketika menapaki shirat.
  • Merupakan sebab terpenuhinya kebutuhan.
Sumber : klik disini dan disini

Selasa, 10 Mei 2011

Sejarah Nabi Muhammad SAW

Bismillahirrahmaanirrahiim..

Nabi Muhammad SAW dilahirkan di kota Mekkah, pada hari senin, tanggal 12 Robiul Awal/bulan mulud, tahun Gajah, bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi. Dilahirkan dirumah pamannya Abu Thalib dalam keadaan yatim, karena ayahnya Abdullah bin Abdul Muthalib telah meninggal dunia 7 bulan sebelum Nabi Muhammad dilahirkan. Ibunya bernama Aminah binti Wahab berasal dari kota Madinah.

Kakeknya Abdul Muthalib sangat gembira ketika mendengar kelahiran cucunya, kemudian beliau membawa cucunya thawaf mengelilingi ka’bah dan dibawa masuk kedalamnya, lalu diberi nama Muhammad, yang artinya terpuji.

Sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW, datang pasukan bergajah dari Negeri Yaman yang dipimpin oleh Abrahah, ingin menghancurkan ka’bah, sehingga tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW dinamakan tahun Gajah. Ketika pasukan gajah memasuki kota Mekkah, dipertengahan jalan mereka diserang oleh serombongan burung Ababil yang diutus Allah SWT, masing-masing burung membawa tiga batu, satu batu diparuhnya dan dua batu dikakinya, kemudian batu itu dijatuhkan kepasukan Abrahah, hancurlah pasukan Abrahah, selamatlah ka’bah dari kehancuan atas pertolongan Allah SWT. Nabi Muhammad SAW adalah keturunan suku Quraisy yang sangat berpengaruh dikota Mekkah bahkan diseluruh Jazirah Arab.

Nabi Muhammad SAW disusui oleh ibunya selama 3 hari lalu disusukan kepada Tsuwaibah, budak perempuan Abu Lahab yang sudah dimerdekakan, kemudian Nabi Muhammad SAW dikembalikan lagi kepada ibunya. Pada suatu hari datanglah Halimah Sa’diyah binti Abi Dzuaib isteri Harits bin Abdul Uzza (Abu Kabsyah) berasal dari bani Sa’ad kabilah Hawazin yang terletak antara kota Mekkah dan kota Thaif (60 km) sebelah timur kota Mekkah, kerumah Aminah ibunda Rasulullah SAW, ia ingin menyusukan putranya. Aminah pun menyerahkan Nabi Muhammad kepada Halimah Sa’diyah. Pada suatu hari ketika Nabi Muhammad dan anak-anak Halimah Sa’diyah sedang mengembala kambing tiba-tiba datang dua malaikat berpakaian putih memegang Nabi Muhammad, lalu membaringkan dan membelah dadanya, membuang sifat-sifat yang kotor lalu menggantikannya dengan sifat yang bersih. Setelah itu mereka meninggalkan Nabi Muhammad yang masih berbaring. Melihat peristiwa itu anak-anak Halimah Sa’diyah berlari memberi tahu ibunya. Kemudian Halimah dan suaminya datang dan menghampiri Nabi Muhammad ingin menanyakan peristiwa yang baru dialami, Nabi Muhammad menceritakan peristiwa tersebut dari awal sampai akhir.

Setelah kejadian itu, Halimah Sa’diyah dan suaminya sangat khawatir akan keselamatan Nabi Muhammad, oleh karena itu beliau dikembalikan kepada ibunya sambil menceritakan kejadian yang pernah dialaminya. Setelah mendengar cerita Halimah Sa’diyah, Aminah bertanya : apakah khawatir, lalu kalian diganggu setan ? Halimah menjawab : ya ! benar, Aminah berkata lagi : tidak, demi Allah setan tidak akan mengganggunya, anakku kelak kan menjadi manusia besar. Kemudian Aminah menceritakan ketika putranya dalam kandungannya, kata Aminah : ketauhilah ketika ia masih dalam kandungan ku, aku bermimpi melihat cahaya terang keluar dari diriku, menyinari istana-istana Bushra di Negeri Syam. Demi Allah, selama aku hamil sama sekali tidak pernah merasa berat. Ketika lahir ia meletakkan tangannya ditanah, sedang kepalanya menengadah kelangit.

Setelah 5 tahun dalam asuhan Halimah Sa’diyah, dengan berat hati Nabi Muhammad dikembalikan kepangkuan ibunya. Sewaktu Nabi Muhammad berumur 6 tahun, ibunya mengajak beliau pergi ke Kota Yasrib/Madinah untuk berziarah kemakam ayahnya serta mengunjungi keluarganya yang berada dikota Madinah. Dikota Madinah ibunya memperlihatkan rumah tempat ayahnya dirawat ketika sakit sampai meninggal dunia dan memperlihatkan tempat ayahnya dimakamkan. Betapa haru hati Nabi Muhammad ketika mendengar cerita tentang ayahnya.

Nabi Muhammad bersama ibunya tinggal dikota Madinah selama 1 bulan, kemudian kembali kekota Mekkah. Dalam perjalanan pulang, didesa Abwa kira-kira 36 km (sebelah selatan kota Madinah) ibunya jatuh sakit sehingga wafat dan dikuburkan ditempat itu. Setelah ibunya dikuburkan Nabi Muhammad dibawa pulang kekota Mekkah oleh Ummu Aiman, seorang budak peninggalan ayahnya. Dalam perjalanan pulang kekota Mekkah, beliau sangat sedih, karena ditinggalkan oleh ayah dan ibunya, terasa olehnya hidup yang makin sepi dan makin sedih. Baru beberapa hari beliau mendengar cerita ibunya tentang ayahnya yang wafat ketika beliau dalam kandungan. Namun semua musibah yang menimpa dirinya dihadapi dengan penuh kesabaran. Setelah sampai dikota Mekkah. Ummu Aiman menyerahkan Nabi Muhammad kepada kakeknya Abdul Muthalib. Beliaulah yang mengasuh dan mendidik Nabi Muhammad sepeninggal ibunya. Namun baru saja berselang 2 tahun, kakeknya meninggal dunia dalam usia 80 tahun, ketika itu Nabi Muhammad berusia 8 tahun.

Sepeninggal kakeknya Nabi Muhammad diasuh oleh pamannya Abu Thalib. Ini sesuai dengan wasiat kakeknya sewaktu masih hidup. Abu Thalib adalah salah seorang paman Nabi Muhammad yang tergolong miskin dan mempunyai banyak anak. Tatkala Nabi Muhammad ada dalam asuhannya. Allah SWT memberkahinya sehingga kehidupannya berkecukupan[1]


Putra-Putri Nabi Muhammad SAW.


Wajib bagi setiap orang islam yang mukallaf ( baligh, berakal, sampai da’wah, sehat panca indra yakni tidak tuli dan buta ), mengetahui keturunan Nabi Muhammad saw dari Ayahnya dan dari Ibunya sampai Sayyidina ‘Adnan. Adapun setelahnya tidak wajib, bahkan menurut Imam Malik makruh hukumnya.[2]

Adapun keturunan Nabi Muhammad saw dari Ayahnya adalah Sayyidina Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushoy bin Kilab bin Murroh bin Ka’ab bin Luai bin Gholib bin Fihir bin Malik bin Nadhor bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhor bin Nizzar bin Ma’ad bin Adnan ( Sayyidina Adnan ini ada pada zaman Nabi Musa as). Adapun keturunan Nabi Muhammad saw. dari Ibunya adalah Sayyidina Muhammad bin Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf bin Zahroh bin Kilab.

Keturunan Nabi Muhammad saw. dari Ayah dan Ibunya sampai Nabi Adam as. dan Ibu Hawa, semuanya Mu’min, ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad saw, yang artinya “ saya berasal dari shulbi yang suci, ke rahim yang suci semuanya “.


Adapun Putra - Putri Nabi Muhammad SAW. Menurut qaol shohih adalah :


1. Sayyidina Qosim ( umurnya 1 tahun 5 bulan )

2. Sayyidatuna Zainab ( putri Nabi yang paling besar )

3. Sayyidatuna Ruqayyah ( putri Nabi yang paling cantik )

4. Sayyidatuna Fatimah Azzahro

5. Sayyidatuna Ummu Kultsum

6. Sayyidina Abdullah

7. Sayyidina Ibrohim ( umurnya 2 bulan 10 hari )

Putra dan Putri Nabi Muhammad semuanya dari Siti Khodijah, kecuali Sayyidina Ibrohim dari Siti Mariyah Al-qibthi.


Sumber : klik disini